Masalah cakupan
atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran
penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan
kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu
sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan
urutan penyajian (sequencing) akan
memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran.
A. Penentuan
cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta,
konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas
maka masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga
harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan
cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat
diajarkan di SD, SLTP dan SMU, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan
kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin
tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis
yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan
SLTP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMU
reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari, dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari
proses fotosintesis semakin diperdalam.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan
materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi
dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran
dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada siswa di bidang jual beli, maka
uraian materinya mencakup: (1) penguasaan atas konsep pembelian, penjualan,
laba, dan rugi; (2) rumus menghitung
laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan; dan (3)
penerapan/aplikasi rumus menghitung laba
dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu
ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid
terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia: Salah satu kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki siswa
"Membuat Surat Dinas ". Setelah
diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan Membuat
Surat Dinas tersebut termasuk jenis prosedur.
Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari
siswa agar mampu membuat surat dinas meliputi: (1) Pembuatan draft atau konsep surat , (2) Pengetikan
surat , (3)
Pemberian nomor agenda dan (4) Pengiriman.
Setiap jenis dari keempat materi tersebut masih dapat diperinci lebih
lanjut.
B. Penentuan
urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa
dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan
mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan
mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan
ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok ,
yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
- Pendekatan
prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah
mengoperasikan peralatan kamera video.
- Pendekatan
hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Contoh
: Urutan Hierarkis (berjenjang)
Soal ceritera tentang perhitungan laba rugi dalam jual beli
Agar siswa mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan
rumus/dalil), siswa terlebih dahulu harus mempelajari konsep/ pengertian laba,
rugi, penjualan, pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu siswa
perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba, dan rugi (penguasaan dalil).
Selanjutnya siswa menerapkan dalil atau prinsip jual beli (penguasaan penerapan
dalil).
Contoh
lain tentang urutan operasi bilangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2: Contoh Urutan Materi pembelajaran Secara
Hierarkis
Kompetensi
dasar
|
Urutan Materi
|
|
1.
Mengoperasikan bilangan
|
1.1.
Penjumlahan
1.2.
Pengurangan
1.3.
Perkalian
1.4.
Pembagian
|

0 Comment to "PENENTUAN CAKUPAN DAN URUTAN BAHAN AJAR "
Post a Comment